TKJ

Post Top Ad

AIJ

Router Dinamis (AIJ)



1. perbedaan routing dinamis dan statis


Routing Statis 

a. Berfungsi pada protokol IP

b. Tabel routing dibuat dan di hapus secara manual oleh administrator

c. router tidak dapat membagi informasi routing

d. Microsoft mendukung multi-homed system seperti router

e. Tidak menggunakan protokol routing






Router Dinamis a. Berfungsi pada inter-router protokol b. Tabel router dibuat dan dihapus secara dinamis oleh router c. router membagi informasi routing secara otomatis d. Terdapat protokol routing, seperti RIP atau OSPF e. microsoft mendukung RIP untuk IP dan IPX/SPX



2. apa itu tabel routing Tabel routing berisi informai yang digunakan switching untuk memiliki rute mana yang terbaik.Tabel routing menggunakan beberapa pengukuran yang berbeda untuk mernghasilkan rute yang terbaik. 3. jelaskan istilah dalam routing berikut a.BGP (Border Gateway Protocol)


Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous routing protocol. Sistem autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di bawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum. BGP digunakan untuk pertukaran informasi routing untuk Internet dan merupakan protokol yang digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan jaringan, seperti perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) seperti RIP atau OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka.Pelanggan menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP untuk bertukar pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP digunakan antar Autonom System (AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika penyedia layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu AS, maka protokol disebut sebagai Interior BGP (IBGP). b.RIP (Routing Information Protocol)


Salah satu jenis protokol routing dinamis yang sering digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). RIP merupakan yang cara kerjanya menghitung jumlah hop sebagai routing metric dan menggunakan algoritma distance vector. Pada routing RIP juga memiliki jumlah maksimum hop yang terhitung yaitu 15 hop. Setiap routernya saling menukar informasi ketika sudah 30 detik melalui port UDP 520. c.IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)


Protocol ini tercipta untuk mengatasi kekurangan hop pada protocol RIP yang hanya bisa menggunakan 15 hop, Jumlah hop maksimum pada IGRP adalah 255 hop. Protocol ini diciptakan resmi oleh perusahaan jaringan terkenal Cisco.IGRP adalah protocol routing dinamis yang menggunakan sistem AS (Autonumous System) yang bisa menentukan penjaluranya berdasarkan system, interior maupun exterior. d.EIGRP (Enchanced Interior Gatway Routing Protocil)


Merupakan hasil pengembangan dari routing ptotokol pendahulunya yaitu IGRP yang keduanya adalah routing pengembangan dari CISCO. Pengembangan itu dihasilkan oleh perubahan dan bermacam-macam tuntutan dalam jaringan Skala jaringan yang besar. EIGRP menggabungkan kemampuan dari Link-State Protokol dan Distance Vector Protokol, terlebih lagi EIGRP memuat beberapa protocol penting yang secara baik meningkatkan efisiensi penggunaannya ke routing protocol lain. e.OSPF (Open Short Path First)


OSPF merupakan sebuah routing protokol yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal di mana masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka, yaitu routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan dimanapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF menggunakan protokol routing link-state, yang memiliki titik berat pada kinerja processor, kebutuhan memori dan konsumsi bandwidth. f.VLSM (Variable Length Subnet Mask)


VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet-ones tidak bisa digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien. Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad